Bulan November.
Bukan cuma bulan hujan atau diskon besar-besaran. Tapi bulan ini spesial—karena sahabatku ulang tahun. Dan seperti tradisi tak tertulis, momen itu jadi ajang upload “foto aib” di story, lengkap dengan caption ala-ala sahabat ngeselin.
Tapi lebih dari itu, November jadi titik balik buat kami. Bulan yang kami harapkan jadi awal baru, setelah sebelumnya banyak hal gak enak terjadi. Di minggu-minggu awal, pertanyaan yang sering muncul bukan soal PR, tapi: “Jadi main gak?”
Jawabannya? Gagal. Lagi. Lagi. Dan lagi.
Rencana yang udah disusun rapi bisa buyar cuma gara-gara satu orang mendadak gak bisa. Entah karena acara keluarga, mager, atau alasan klasik: “Lagi pengen rebahan aja.” Tapi justru dari kegagalan itu, lahir tekad bulat buat ngumpul bareng, kapan pun dan gimana pun caranya.
Sampai akhirnya—tiba hari itu.
Rencana awalnya kerja kelompok. Tapi tiba-tiba sekolah ngumumin “Hari ini libur, ya.”
Langsunglah kita berubah haluan: dari kerja kelompok jadi main bareng. Kegiatan belajar? Off dulu. Tugas? Lupakan sejenak. Kami main dari jam 10 sampai 2 siang. Cuma berempat, tapi rasanya rame banget.
Obrolan ngalor-ngidul, bahas chat grup yang isinya lebih banyak emot daripada info penting. Ketawa sampai keluar air mata, padahal gak ada yang lucu-lucu amat. Tapi ya begitulah sahabat—anehnya tuh nyambung.
Tanggal 11 November datang, grup langsung penuh ucapan “Happy Birthday.”
Semua sahabat ikut meramaikan, lengkap dengan story WhatsApp dan doa terbaik. Hari itu, suasana grup beda. Lebih hangat. Lebih ramai. Lebih… berisik.
Esoknya, 12 November, kami kumpul lagi. Kali ini beneran buat ngerjain tugas, meski tetep diselingi ketawa-ketiwi. Ada kejadian lucu: sahabatku bilang mau wudhu, eh… pipanya lepas, bajunya basah semua. Kasian, tapi kocak. Katanya sih, “Azab karena kebanyakan pacaran.” Tapi kami maklumi—udah biasa dia gak nyambung kalau ngobrol.
Di bulan ini juga, kami menyadari banyak perubahan.
Yang biasanya jarang online, sekarang aktif terus. Yang suka telat bales, sekarang jadi lebih cepat. Yang dulunya bikin pusing, sekarang… makin pusing. Grup chat juga gak kalah unik: satu hari bisa opening sampai 19 kali.
Contohnya begini:
A: Assalamu’alaikum
B: Wa’alaikumussalam
A: Sepi
B: Iya
(satu jam kemudian…)
A: Assalamu’alaikum
B: Wa’alaikumussalam
A: Sepi
B: Iya
Ulang terus, kayak loop video TikTok. Tapi bukannya kesel, kami malah makin semangat. Grup inilah yang bikin hari-hari kami lebih hidup, meski kadang isinya receh semua.
Terima kasih untuk kalian—sahabat-sahabat yang aneh, lucu, ngeselin, tapi selalu hadir di momen penting.
Semoga bulan-bulan ke depan tetap penuh tawa dan cerita.








